DO’A PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA
Tulisan oleh : Drs. H. Nurul Azis Shohibul Izzah
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang dilaksanakan oleh seluruh pegawai Pengadilan Agama Surakarta pada pukul 08.00 di halaman kantor kemaren membuka kembali memori kita akan peristiwa sadis yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 yaitu Gerakan 30S PKI. Peristiwa ini melukai kehidupan masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan berdasarkan Pancasila. PKI menculik dan menyiksa bahkan membunuh jenderal-jenderal TNI kemudian memasukkan jasad mereka di sebuah sumur yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Kekejaman PKI ini bahkan sampai menggugurkan nyawa seorang anak kecil, Ade Irma Suryani, putri jenderal A.H. Nasution. Gerakan yang dipimpin DN. Aidit ini memiliki tujuan merubah Pancasila sebagai dasar negara menjadi Paham Komunis. Namun atas inisiatif panglima Kostrad pada waktu itu, yaitu Jenderal Soeharto, seesokan paginya pada tanggal 1 Oktober 1965 Gerakan 30S PKI ini dapat dilumpuhkan. Pancasila yang mengalir dalam darah seluruh bangsa Indonesia membuktikan kesaktiannya, sampai saat ini pun Pancasila masih menjadi dasar negara kita. Namun sebagai bangsa Indonesia kita jangan lengah, karena pada masa sekarang paham-paham komunis bisa saja merusak bangsa kita dari segala arah, tidak harus melalui gerakan nyata atau peperangan, namun dapat berupa doktrin-doktrin halus melalui media sosial dan media eletronik. Dengan semangat peringatan Hari Kesaktian Pancasila mari kita tingkatkan kewaspadaan terhadap paham komunis demi anak cucu kita dimasa depan. NKRI harga mati selalu kita tanamkan tahun lalu, dan selalu dipancarkan dalam hati sanubari selain kewaspadaan terhadap paham-paham komunis merusak bangsa baik doktrin-doktrin media sosial dan media elektronik tersebut disertai dengan pembacaan Ikrar dan doa pada pokoknya :
- Ikrar : Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, melakukan upacara dengan menyadari sepenuhnya pada kenyataan telah banyak terjadi rongrongan baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dikarenakan kelengahan, kekurang waspadaan Bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya menumbangkan Pancasila sebagai ideologi Negara, sehingga membutuhkan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Kesadaran Pengamalan nilai-nilai rong-rongan dari luar dan dalam, kelengahan/kurang waspada serta semangat kebersamaan dalam ideologi 5 (lima) sila merupakan sistem filsafah pada hakekatnya kesatuan organik saling berikaitan satu sama lainnya karena saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi sebagai perkembangan pandangan hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia, sehingga dirumuskan secara cerdas oleh para pendiri bangsa dan diangkat sebagai dasar kehidupan bernegara (Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan). Adapun jati diri bangsa pada hakekatnya merupakan sistem nilai (value system) yang berubah menjadi budaya bangsa yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari sebagai cita-cita bersama (collectieve ideologie), pemikiran anak bangswan yang cemerlang, sebagai hasil renungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father (Ruslan Abdulgani), pengetahuan dan pengertian ilmiah sebagai hakekat Pancasila (Notonagoro).
- Doá : Dalam Hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda: " Doa adalah inti (otak benak) ibadah (Riwayatnya dalam hadits marfu' dari Anas) dan atau sesungguhnya doa adalah ibadah." ( Hadits Riwayat Tirmidzi Dari Nu'man Ibnu Basyir Radliyallaahu 'anhu).
Di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nila-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga do’anya berisi harapan agar Allah SWT memberikan kekuatan kepada Bangsa Indonesia dalam mengarungi tantangan di masa depan, kemerdekaan dan kebebasan berpendapat yang telah diberikan atas pengorbanan pahlawan dimasa lalu, yang dalam doa ini kami mohonkan pengampunan atas dosa-dosa mereka yang telah gugur dalam memperjuangkan Pancasila agar tetap menjadi dasar negara Indonesia. Menjadikan hari Peringatan ini sebagai momentum untuk dapat merekatkan rasa persatuan dan kesatuan, menjauhkan bangsa ini dari perselisihan dan perpecahan. Semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya baik yang datang dari langit maupun dari bumi. Memantapkan tekad kami untuk membangun negara dan bangsa kami untuk menjadi bangsa yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, makmur, adil dan sejahtera, Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur.