Mahasiswa UNS Magang di PA Surakarta

Surakarta׀pa-surakarta.go.id(26/7/2013)

Terhitung sejak tanggal 8 Juli 2013, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) di PA Surakarta. Magang wajib ditempuh oleh mahasiswa UNS sebelum menulis skripsi, sebagai pengganti dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bobotnya 2 SKS dan tidak bisa dikonversi dengan mata kuliah lain.

Mahasiswa yang magang berjumlah 6 orang, yaitu Cahyani, Ahmad Muhamad Mustain, Rosikhoh Umdatul U, Noor Arini Haq, Indri Hapsari Adit dan Arief Budiman. Selama magang, mereka dibimbing oleh Wakil Panitera PA Surakarta, Muh. Mursid, SH.

Tujuan magang adalah untuk menyelaraskan antara penyelenggaraan aktivitas akademik di kampus dengan realitas di lapangan. Ini sejalan dengan orientasi perguruan tinggi hukum dewasa ini yang mengarah kepada professional law school. Mahasiswa tidak hanya dijejali dengan teori-teori tanpa mengetahui prakteknya di lapangan. Di samping itu, magang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa dengan dunia kerja yang akan dihadapi setelah lulus.

Sekitar satu bulan, mahasiswa menerima materi ceramah dan praktek yang disampaikan oleh beberapa hakim, panitera dan jurusita terkait dengan tugas pokok dan fungsi PA Surakarta. Materi ceramah meliputi administrasi perkara, teknik pembuatan permohonan dan gugatan, tata cara membuat Berita Acara Persidangan (BAP), mediasi, pemeriksaan setempat, teknik pembuatan putusan dan lain sebagainya. Sedangkan praktek mencakup simulasi persidangan, mengikuti mediasi dan mengikuti jurusita memanggil para pihak.

Salah seorang mahasiswa, Ahmad Muhamad Mustain, merasa senang bisa magang di PA Surakarta. “Di sini hakim dan pegawainya ramah-ramah. Pelayanan yang diberikan maksimal. Selain itu, materi disampaikan oleh orang-orang yang berkompeten sehingga lebih mengena,” katanya.

Sebelum masuk di PA Surakarta, ia membayangkan PA sama dengan pengadilan yang lainnya. “Ternyata PA beda. Nuansa keislaman di PA sangat kental. Di sini banyak ditemukan hakim dan pegawai yang mengaji Al-Quran. Tidak hanya di bulan Ramadhan saja,” lanjut pria yang hafal Al-Quran dan selalu mengenakan peci hitam itu.

Bagi Mustainyang juga ustadz di Pesantren Al-Muayyad Surakarta, magang telah membuka wawasannya tentang dunia peradilan dan bahkan menanamkan benih-benih keinginan untuk menjadi hakim.

Kesan yang tak jauh beda dirasakan oleh Indri Hapsari Adit. Alumnus SMA Muhammadiyah 2 Surakarta itu terkesan dengan keramahan para hakim dan pegawai PA Surakarta. Ia tidak merasa asing di tengah-tengah mereka. “Yang jelas mengasyikkan,” ujar perempuan berusia 23 tahun yang juga mempunyai keinginan untuk bergabung dengan dunia peradilan setelah lulus.

Di lain pihak, Mursid yang bertindak sebagai pembimbing mitra, menilai positif perilaku para mahasiswa UNS yang magang di PA Surakarta. “Mereka sopan, ramah, rajin dan disiplin. Pokoknya masuk kategori ber-akhlaqul karimah,” ungkapnya.

Ia berharap, keenam mahasiswa itu terus menjaga silaturrahmi dengan seluruh hakim dan pegawai PA Surakarta, sekalipun nanti magang telah selesai. Ia mengingatkan para mahasiswa agar bergaul dengan siapa saja tanpa memandang jabatan dan kepangkatan. “Jangan hanya kenal yang hebat-hebat saja!” pesannya.

“Meskipun baru magang, saya minta mereka supaya mulai membiasakan diri hidup dalam satu kantor. Karena cepat atau lambat mereka pasti akan bekerja. Nah, hidup bersama di kantor harus saling menghormati dan menghargai. Harus kenal dan bergaul dengan semua yang ada di kantor, termasuk dengan tukang sapu dan tukang membuatkan minuman,” imbuh sarjana hukum dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Selain berbudi pekerti luhur, para mahasiswa dinilai positif juga oleh hakim dan pegawai yang menyampaikan materi. Salah seorang pemateri, Hadi Suyoto, S.Ag., M.Hum. menilai para mahasiswa cukup responsif terhadap materi yang disampaikannya. Ketika hakim lulusan pascasarjana Universitas Islam Indonesia Yogyakarta itu menyampaikan materi tentang hukum materiil PA, ia kagum dengan pengetahuan para mahasiswa yang mengikuti perkembangan hukum. Misalnya, ada yang menanyakan bagaimana implementasi putusan Mahkamah Konstitusi soal anak yang lahir di luar nikah.

Pemateri lainnya, Slameto, SH. berpandangan sama dengan Suyoto. Jurusita PA Surakarta itu sempat kaget ketika muncul pertanyaan kritis saat ia menyampaikan materi tentang eksekusi. Awalnya ia menjelaskan bagaimana proses eksekusi terhadap barang bergerak dan tidak bergerak. Pada saat dibuka sesi pertanyaan, tiba-tiba ada seorang mahasiswa yang mengacungkan tangan lalu mengajukan pertanyaan, “Bagaimana cara mengeksekusi hak asuh anak?”

Kegiatan magang mahasiswa UNS akan berakhir pada 2 Agustus 2013. Dalam setahun dua kali UNS rutin mengirim mahasiswanya ke PA Surakarta. Semester ganjil pada bulan Januari-Februari dan semester genap pada bulan Juli-Agustus. Kerja sama ini sudah terjalin cukup lama.

Menurut dosen pembimbing magang, Sutapa Mulja W, SH., M.Hum, hubungan UNS dengan PA sudah terjalin lama. Ia sendiri sudah mengalami menjadi pembimbing sebanyak tiga kali. Sama seperti kesan para mahasiswanya, dosen Fakultas Hukum asal Klaten itu merasakan keramahan dari seluruh warga PA Surakarta. “Di sini kami selalu disambut dengan senyum. Ini pertanda orang-orang di sini sebagai ahli ibadah,” katanya saat melakukan monitoring Jumat, 19 Juli 2013.

Tidak hanya UNS. Hampir semua perguruan tinggi di Surakarta sering menempatkan mahasiswa magang di PA Surakarta. Misalnya, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta, Sekolah Tinggi Agama Islam Mamba'ul 'Ulum Surakarta (STAIMUS) danUniversitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta. Ini menunjukkan kepercayaan perguruan tinggi terhadap PA Surakarta. (fahr)