PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA TAHUN 2017
PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-89
Surakarta, 27 Oktober 2017
Delapan puluh sembilan tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, sebanyak 71 Pemuda dari seluruh penjuru tanah air berkumpul di sebuah gedung di jalan Kramat Raya, daerah Kwitang Jakarta, mereka mengikrarkan diri sebagai Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa yaitu Indonesia. Sungguh sebuah ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Ikrar ini nantinya, 17 tahun kemudian melahirkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sumpah pemuda dibacakan di arena kongres pemuda ke-2 dihadiri oleh pemuda lintas suku, agama dan daerah. Jika kita membaca dokumen sejarah kongres pemuda ke-2, kita akan menemukan daftar panitia dan peserta kongres yang berasal dari pulau-pulau terjauh Indonesia. Secara imaginatif sulit rasanya membayangkan mereka dapat bertemu dengan mudah. Dari belahan barat Indonesia, terdapat nama Mohammad Yamin, seorang pemuda kelahiran Sawah Lunto Sumatera Barat yang mewakili organisasi Pemuda Sumatera, Jong Sumatranen Bond. Dari belahan timur Indonesia, kita menemukan pemuda bernama Johannes Liemena, kelahiran kota Ambon Maluku, mewakili organisasi pemuda Jong Ambon. Ada juga Katjasungkana dari Madura dan juga Cornelis Lefrand Senduk, mewakili organisasi pemuda Sulawesi, Jong Celebes.
Jika kita lihat kehidupan dijaman sekarang ini, maka banyak kemudahan-kemudahan bagi kita, perkembangan teknologi menjadikan jarak dan waktu bukan lagi penghalang dalam bertukar informasi, tidak seperti 89 tahun silam, bisa kita bayangkan bagaimana perjuangan pada pemuda Indonesia untuk menyatukan jiwa dan raganya demi kesatuan Indonesia. Dalam sebuah kesempatan presiden RI yang pertama, Bung Karno pernah menyampaikan "Jangan mewarisi abu sumpah pemuda, tapi warisilah api sumpah pemuda. Kalau sekedar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu Bahasa, satu Bangsa dan satu Tanah Air. Tapi ini bukan tujuan akhir". Pesan yang disampaikan oleh bung Karno ini sangat mendalam khususnya bagi generasi muda Indonesia. Api sumpah pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita juga harus berani melawan ego kesukuan, keagamaan dan kedaerahan kita. Kita harus berani mengatakan bahwa persatuan Indonesia adalah segala-galanya, jauh diatas persatuan keagamaan, kesukuan, kedaerahan apalagi golongan.
(Dikutip dari pidato menteri pemuda dan olahraga Republik Indonesia tahun 2017)